Suasana di RT 02 RW 03, Dusun Karimunjawa, tampak gayeng pada Rabu (20/8/2025). Sekitar 10 ibu-ibu warga setempat berkumpul. Sambil sesekali bercanda, mereka dengan penuh semangat mengikuti program kreatif yang diinisiasi oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Persatuan Guru Repubnlik Indonesia Semarang UPGRIS).
Program ini memperkenalkan sebuah inovasi bernama Cocodama. Asing ya dengan metode ini? Ya, ini adalah sebuah modifikasi dari teknik Kokedama asal Jepang. Jika Kokedama menggunakan lumut, para mahasiswa KKN memilih memanfaatkan serabut kelapa (cocofiber) yang melimpah di daerah pesisir sebagai pembungkus bola tanah. Selain ramah lingkungan, kreasi ini juga memiliki nilai estetika tinggi dan mudah dibuat.
Kegiatan berlangsung meriah. Dengan antusias, para ibu-ibu mengikuti setiap langkah pembuatan, dari membentuk bola tanah, membungkusnya dengan serabut kelapa, hingga mengikatnya dengan tali hias.
Gelak tawa dan canda gurau terdengar akrab, saat para warga dan mahasiswa saling membantu dan memodifikasi Cocodama sesuai dengan kreativitas masing-masing.
“Baru ini saya menemukan kegiatan yang cocok untuk ibu-ibu,” ujar Bu Lis, salah satu warga. Hal itu diamini oleh Bu Ulfi. “Bahannya pun mudah dicari dan tidak mahal, nanti pasti bisa juga diterapkan di kegiatan PKK.”
Dukungan serupa datang dari Bu Yuni Yulianti, Ketua RT 02 RW 03. “Pemanfaatan serabut kelapa sebagai media tanam pengganti pot itu kreatif sekali, pasti bagus ini,” pujinya.
Melalui program ini, mahasiswa KKN UPGRIS tidak hanya ingin memperkenalkan teknik bercocok tanam yang ramah lingkungan, tetapi juga berharap dapat membuka peluang usaha baru.
Dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang murah, Cocodama bisa menjadi produk kerajinan bernilai ekonomi sekaligus memperindah lingkungan. Mahasiswa KKN UPGRIS berharap Cocodama akan menjadi salah satu ikon penghijauan sederhana khas Karimunjawa, yang memotivasi masyarakat untuk terus berkreasi dan menjaga kelestarian alam.